PENGANTAR

Penelitian angka statistik menunjukkan bahwa 96% dari semua kecelakaan kerja disebabkan karena faktor perilaku manusia. Pekerja adalah manusia yang cenderung mempunyai sifat ceroboh, lalai, sering mengambil jalan pintas (short-cut), tidak mematuhi standar prosedur operasi, dll. Ini semua merupakan paradigma gunung es (Iceberg Paradigm), yang sering disebut sebagai perilaku tidak aman (unsafe behaviour). Perilaku aman dan tidak aman dari seorang pekerja tidak pernah dianalisa, bahkan tidak pernah dilaporkan sama sekali. Kalaupun ada sistem pelaporannya, akan cenderung mengarah pada suasana saling menyalahkan satu dengan yang lain (blame culture). Padahal, menurut analisa paradigma gunung es (Iceberg Paradigm), tidak ada perbedaan antara perilaku tidak aman dengan kecelakaan kerja (accident). Keduanya sama-sama “berwujud” sebagai “gunung es”. Bagaimana caranya agar gunung es tersebut mengecil dan mencair ? Perlu adanya suatu komitmen dari semua manajemen dan pekerja, tentang perlunya menghangatkan suasana K3 diorganisasi perusahaan, agar tidak terjadi gunung es yang berkelanjutan, melalui program yang disebut “Behavioral Based Safety”.

Program ini memang sengaja diolah dan dikemas untuk diberikan kepada perusahaan tertentu yang mau menumbuhkan benih kultur K3 (safety culture) di perusahaan tersebut. Program “Behavior Based Safety” ini akan dikelola oleh para pimpinan perusahaan, semua manajer dan supervisor dari perusahaan tersebut. Agar mereka cakap dan handal untuk mengelolanya, maka perlu adanya suatu pelatihan yang dikemas khusus untuk memenuhi kultur K3 yang diinginkan. Pada saat training nanti, mereka akan dibekali teknik metoda baru untuk melakukan percakapan yang berkualitas (“quality conversation”) tentang K3.  Metoda baru ini, sangat dikenal di banyak industri maju yang sudah mencapai nihil kecelakaan kerja, dengan pendekatan iklim K3 yang kondusif (“postive safety climate”). Diharapkan setelah selesai pelatihan, para pimpinan perusahaan, manajer dan supervisor akan mempunyai “mind-set” yang berubah dari sebelumnya, disamping program “Behavior Based Safety” (BBS) yang harus dikelola dari hari ke hari.

MANFAAT & TUJUAN
Banyak manfaat yang akan di dapat oleh peserta dalam program ini, diantaranya adalah:
• Memahami basic concept & current issues yaitu prinsip dasar & filosofis program BBS, peranan program perilaku terhadap manajemen K3 di perusahaan dan tahapan pengembangan BBS di suatu perusahaan
• Mampu menerapkan melakukan analisis perilaku dan memberikan rekomendasi intervensi sebagai pendukung program BBS untuk menurunkan perilaku berisiko dan meningkatkan perilaku selamat sesuai dengan permasalahan yang ada di perusahaan.
• Mampu menerapkan langkah-langkah pengembangan program BBS yang sesuai kebutuhan dan permasalahan di perusahaan, yaitu menentukan ruang lingkup program, menentukan dan mengembangkan critical behavior dan beseline perilaku yang akan di intervensi, tim pengembang dan pelaksana, menentukan dan memberikan feedback terhadap peningkatan perilaku selamat, menentukan dan mengembangkan technical action plan untuk BBS di perusahaannya

GARIS BESAR PROGRAM TRAINING
• Principles of behavioral safety
• Behavioral analysis
• Development of critical behavioral checklist
• Observation methodology
• Communication skills
• Coaching skills
• Statistical analysis of observation data
• Behavior based safety process implementation models

SIAPA YANG PERLU MENGHADIRI?
HSE Manager, HSE Advisor, HSE Supervisor, Anggota P2K3, HRD/Training Manager, dan semua yang terkait dengan pengembangan K3 diperusahaan

METODE PELAKSANAAN
Training ini menggunakan metode interaktif, dimana peserta dikenalkan kepada konsep, contoh aplikasi, diskusi proses dan latihan. Disampaikan dalam bentuk presentasi ceramah dan diskusi kelompok untuk pembahasan studi kasus dan workshop

DURASI
2 Hari